“Membumikan Budaya Gemar Membaca lewat Perpustakaan Desa”

Belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan pun kita berada. Salah satu pembelajaran yang murah meriah yakni pembelajaran yang sifatnya otodidaktis, seseorang belajar sendiri tanpa adanya guru pendamping. Ya, itu merupakan.......
prinsip pembelajaran otodidak. Alat bantu pendukung pembelajaran tersebut hanyalah sebatas buku bacaan. Buku adalah gudang ilmu. Maka dari itu, kita dapat belajar apapun dan menemukan ilmu atau informasi apapun dari sebuah buku bacaan sehingga seseorang yang cerdas mampu merangsang otaknya agar semakin tajam lewat hobi membaca untuk menemukan ilmu pengetahuan apapun yang ingin dilalapnya.

Perpustakaan desa adalah salah satu wadah atau tempat bersandar yang sangat pas dan cocok untuk dijadikan tempat nongkrong positif pelepas lelah sembari mendapatkan sumber informasi maupun ilmu pengetahuan baru melalui aktivitas membaca. Hal itu, sebentar lagi akan dinikmati oleh masyarakat desa Waihatu dengan adanya pembangunan perpustakaan desa baru. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa Waihatu itu pun akhirnya telah berhasil terealisasi sejak bulan Mei tahun 2014 lalu dan sekarang proses pembangunan perpustakaan desa sudah jadi 90 %.  Dengan adanya bantuan dana dari PNPM Mandiri Perdesaan dan swadaya dari masyarakat, pendirian perpustakaan desa akhirnya terwujud.

Lokasi perpustakaan desa tersebut berada tepat di sebelah timur kantor desa Waihatu dan berdampingan dengan TK ( Kelompok Bermain ) yang ada di desa Waihatu. Lokasi ini sangat strategis ketika banyak orang bertanya-tanya di mana keberadaan perpustakaan desa yang baru tersebut sehingga masyarakat pun tidak akan kebingungan mencarinya. So, jangan sampai kita kuper dan kudet lagi karena lewat perpustakaan inilah jendela dunia terhubung. Carilah ilmu setinggi langit sampai batas akhir hayat hingga kita masuk ke liang lahat !

SELAMAT MEMBACA KAWAN !  

Share this article :

Share on FB Tweet Share on G+